Ibadah Korban: Manisfestasi Kecintaan Total

Mulai 10 hb Zuhijjah umat Islam diseluruh pelusok dunia mengadakan ibadah korban. Inilah manifestasi penyerahan diri kepada Allah bagi meraih keislaman yang total dengan mencintai Yang Maha Esa tanpa berbelah bagi. Peristiwa korban ini adalah rentetan perintah Allah kepada Nabi Ibrahim AS dan anaknya Nabi Ismail. Demi kecintaan total kepada Allah, nabi Ibrahim patuh kepada perintah Allah untuk menyembelih anaknya sendiri sebagaimana yang diceritakan dalam Surah Ash-Shaffaat ayat 102-107. 

"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahawa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!. Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaAllah kamu akan mendapatiku termasuk dalam orang-orang yang sabar".
"Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya"
"Dan kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesunggunya, demikianlah kami memberi balasan kepada orang yang berbuat baik."
"Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata."
"Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."
Kisah benar ini telah disemadikan dalam Al Quran dan diabadikan dalam ibadah haji dimana umat Islam dituntut supaya membunuh segala kepentingan peribadi dengan melakukan pengorbanan melalui menasik haji dan juga ibadah korban. Segala kepentingan peribadi yang terlalu mementingkan kecintaan kepada dunia dapat diatasi dengan kecintaan secara total kepada Allah semata-mata.
Justeru, Apakah implikasi peristiwa korban ini kepada kita?
1. Ketaatan seorang Nabi kepada Allah...."Saya dengar dan saya patuh". Kita bagaimana? Tepuk dada tanyalah iman...sejauhmana kita mentaati segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
2. Ketaatan seorang anak kepada ayahnya. Selagi mana sesuatu perintah itu tidak menyalahi hukum Allah selagi itulah seorang anak itu wajib patuh kepada perintah kedua ibu bapanya.
3.Janganlah kecintaan kita kepada anak (simboliknya duniawi) menghalang kita daripada mencintai ALlah.


4. Jika kita mencintai Allah...lakukanlah ibadah korban dengan mencintai orang miskin. Bantulah mereka, ringankan beban mereka..sayangi mereka.
5. Ibadah korban juga dapat mengeratkan jalinan ukhwah sesama jiran dan rakan.
 Ibadah haji dan korban mengingatkan kita akan matlamat akhir kehidupan kita..kerinduan bertemu denganNYA dan mengharap redhaNYA.
"Beruntunglah mereka yang beriman dan beramal soleh."

Berat Sama Dipikul...



Jalinan Ukhuwah

Comments

  1. Assalamualaikum Puan Bushro,

    Terima kasih ke blog saya...

    Emelkan alamat penuh rumah ataupun pejabat nanti saya akan poskan buku itu..Emel saya adalah umikalth@yahoo.co.uk

    Wasalam,

    Umi Kalthum Ngah

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Nostalgia Alam Persekolahanku

The Othman's: 28 Tahun Melayari Bahtera Mawaddah